Bahasa Mati Daftar Lengkap Bahasa yang Tidak Lagi Digunakan

Posted on

Bahasa mati merujuk pada bahasa yang tidak lagi memiliki penutur asli. Bahasa tersebut mungkin masih dipelajari dalam konteks akademis atau digunakan pada ritual tertentu. Namun, tidak digunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari dalam komunitas.

bahasa mati
pexels.com

Daftar Bahasa yang Telah Menjadi Bahasa Mati di Dunia

Bahasa-bahasa ini adalah contoh nyata dari apa yang disebut sebagai bahasa mati. Mereka memiliki sangat sedikit, bahkan hanya satu, penutur yang tersisa. Berikut adalah beberapa bahasa yang terancam punah:

1. Kaixana (Brasil)

Bahasa ini menjadi simbol betapa tragisnya kepunahan sebuah bahasa. Pada 2006, dilaporkan hanya tersisa satu orang penutur Kaixana, yang berarti bahasa ini hampir pasti akan menjadi bahasa mati sepenuhnya.

2. Taushiro (Peru)

Bahasa isolat yang tidak memiliki kaitan dengan bahasa lain ini juga hanya memiliki satu penutur pada 2008. Penuturnya menggunakan jari untuk berhitung hingga sepuluh.

3. Liki (Indonesia)

Bahasa yang digunakan di kepulauan lepas pantai utara Papua ini, tepatnya di daerah Sarmi, hanya memiliki lima penutur pada 2007. Dahulu, Liki digunakan oleh pejabat gereja setempat.

4. Chamicuro (Peru)

Sebuah studi pada 2008 mencatat hanya ada delapan orang penutur Chamicuro dan semuanya sudah berusia lanjut. Tidak ada lagi anak-anak yang mempelajarinya karena mereka telah beralih sepenuhnya ke bahasa Spanyol.

5. N|uu (South Africa)

Berdasarkan pengalaman yang dibagikan @Reuters di YouTube channelnya, bahasa ini hanya memiliki satu penutur yang sudah lanjut usia. Hal ini menunjukkan betapa rapuhnya keberlangsungan bahasa ketika tidak lagi diturunkan ke generasi berikutnya. Bisa dilihat juga kalau bahasa ini bukan sekadar alat komunikasi, melainkan juga identitas, sejarah dan bukti perlawanan terhadap penindasan. Upaya mendirikan sekolah untuk mengajarkan N|uu meski terbentur banyak tantangan menjadi pelajaran penting bahwa pelestarian bahasa membutuhkan dukungan komunitas.

Contoh Bahasa yang Dihidupkan Kembali

Salah satu contoh sukses paling fenomenal adalah Bahasa Te Reo Māori. Bahasa native di New Zealand ini terancam punah akibat kebijakan asimilasi pemerintah kolonial, termasuk larangan di sekolah. Namun, Gerakan masyarakat Māori seperti Ngā Tamatoa memperjuangkannya. Selain itu, Kohanga Reo atau semacam PAUD bahasa Māori sangat sukses. Kini statusnya pulih.

Contoh lain adalah Bahasa Cornish di Inggris. Penutur aslinya yang terakhir meninggal pada 1777. Namun, berkat tekad kuat komunitas budaya, pada 2010 UNESCO mencabut status “punah” untuk bahasa Cornish dan mengkategorikannya sebagai bahasa yang sedang mengalami “kebangkitan kembali”.

Perbandingan Metode Revitalisasi Bahasa

Banyak ilmu bahasa di dunia kini berada di ambang kepunahan karena jumlah penuturnya semakin sedikit. Untuk mencegah hilangnya bahasa tersebut, berbagai metode revitalisasi bahasa terus dikembangkan. Namun, setiap metode memiliki kelebihan dan tantangan tersendiri.

Metode revitalisasi bahasa melalui pendidikan dan kelas formal menawarkan pendekatan terstruktur dengan tujuan membentuk penutur baru yang fasih sejak usia muda. Contohnya dapat dilihat pada Sekolah Bahasa Māori, yang berhasil menciptakan lingkungan belajar khusus untuk menumbuhkan generasi penutur aktif. Kelebihan metode ini terletak pada sistem yang jelas dan terarah. Namun tantangannya adalah kebutuhan sumber daya besar serta dukungan politik yang konsisten.

Sebaliknya, pemanfaatan media sosial dan teknologi menghadirkan cara yang lebih fleksibel dan murah dengan jangkauan luas. Platform seperti YouTube atau Facebook memungkinkan terbentuknya komunitas daring yang interaktif dan menarik minat generasi muda. Meski begitu, efektivitasnya sulit diukur dan tanpa praktik nyata, bahasa berisiko hanya menjadi arsip digital.

Setiap bahasa mati meninggalkan celah dalam pengetahuan dan kebudayaan dunia. Namun, contoh revitalisasi bahasa Maori dan Cornish memberi harapan. Jika didukung komitmen kuat dari semua pihak, bahasa yang saat ini terancam punah tidak harus berakhir menjadi daftar museum. /Fitri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *